Love is Service

Love is Service

Jumat, Juni 15, 2012

Pembentukan Karakter Anak dari kecil (*Love Children, Like I Love My Self)


Masa kecil adalah saat dimana kita menjadi seorang anak yang polos dan seperti selembar kertas putih yang kosong dan belum terisi.

Banyak pengaruh yang diberikan oleh orang lain membuat anak membentuk karakternya sendiri

Bagaimana cara si anak dalam bermain dengan teman sebaya-nya..
Bagaimana cara si anak ketika mengalami permasalahan dengan temannya..
Bagaimana cara si anak belajar untuk mengerti mana yang benar dan mana yang salah..
Bagaimana cara si anak bersikap dalam kehidupannya sehari-hari..
Darimana dia belajar, siapa yang menjadi modeling bagi dirinya..

Masa kecil adalah masa yang menyenangkan, dan bisa juga menjadi masa yang tidak menyenangkan bagi si kecil, apabila tidak mendapatkan pola asuh dan lingkungan yang baik.

Saat anak berada pada usia 0-5 tahun, merupakan masa yang disebut "Golden Age",
anak memasukkan semua yang dia terima, dirasakan, didengar, dan dilihat pada usianya itu.
Maka itu, banyak anak yang pada usia segitu mampu mengingat apa yang dilihat dan didengarnya, juga mampu meniru apa yang dilakukan orang-orang terdekatnya.

Oleh karena itu, berhati-hatilah saat anak-anak berada pada usia tersebut.. Sebagai orang tua dan orang terdekat si anak, kita harus membentuk lingkungan yang baik dan dapat dijadikan modeling bagi si anak. Jangan sampai salah dalamm mendidik.. Karena, apa yang anak terima saat masa Golden Age, maka akan diingat terus hingga dewasa nanti, dan dapat menimbulkan pembentukan karakter pada anak secara tidak langsung.

It's Me, when my birthday
It's Me, at my home
Sewaktu masih kecil saya merupakan anak yang paling disayang, dianggap seperti anak boneka karena mata saya yang besar, selain itu saya merupakan anak paling bontot. Menjadi anak bontot gak selamanya enak, ada juga saat dimana kita terlalu dimanja, sehingga tidak terbentuk sebagai anak yang mandiri (*walaupun sebenarnya balik lagi ke pribadi masing-masing yak).

Sewaktu masih kecil banyak pengalaman yang saya ingat dan membekas di otak.

* Mulai dari pengalaman mencakar anak cowo yang mengganggu saya,
* Bermain dengan gosokan (baca: setrika) sehingga mengakibatkan tangan saya membentuk tanda peace (dua jari ^^V),
* Jatuh dari tangga karena suster yang menjaga saya malah pacaran,
* Meminum air teh yang masih benar-benar panas sehingga lidah saya melepuh, mengakibatkan saya harus banyak minum air dingin,
* Jatuh dari sepeda hingga masuk got (baca: selokan),
* Bermain dengan gunting sehingga mengakibatkan tangan saya terluka dan harus dijahit,
* Sampai saat yang paling parah adalah saat kelas 5 SD, saya memanaskan sepeda motor papa sendirian, dan ternyata malah menginjak gas, dan motor tersebut melaju dan saya menabrak kaca.
* Guru saya menusuk kepala saya dengan menggunakan sebuah pulpen, sehingga berdarah, tapi saya tidak menangis.. (*ANEH)
* dan masih banyak lagi.....

Semua itu membekas dalam ingatan saya, menjadi saya terlahir sebagai pribadi yang luar biasa nakalnya saat masih kecil, seperti anak tomboy yang tidak terkendalikan (#jujur loh).
Namun, semenjak saya pindah SMP di tangerang, saya mulai berubah, mulai tahu mana yang baik dan mana yang benar, lingkungan saya pun mempengaruhi, sehingga saya menjadi pribadi yang baru lagi, mulai mengenal cara berpakaian dan menjadi sedikit feminim, dan sedikit lebih kalem, serta selalu menjadi tempat curahan hati teman-teman (*benar-benar berbeda dengan sewaktu saya masih SD di Jakarta).

Sering berjalannya waktu, bertambah dewasa, saya mulai mengenal karakter yang terbentuk dalam diri saya. Sampai pada waktu saya mendapatkan keponakan yang pertama, saya mulai belajar untuk mencoba mengenal bagaimana proses terbentuknya suatu karakter seorang anak.

bergaya mode ON

Gaya centil..

The best SMILE

Keponakan saya yang pertama namanya Darren (laki-laki), usianya genap 4 tahun, pada tanggal 7 Juni 2012 kemarin.. Dia merupakan anak yang cepat tanggap, dan kemampuannya dalam mencerna apa saja yang diterimanya sangat tinggi. Dia dapat dengan cepat dan mudah menangkap apa saja yang kita beritahukan padanya.

Hanya saja ia memiliki temperamen yang keras, jika tidak dituruti sedikit saja, langsung memberontak, dan dapat memukul orang yang ada disekitarnya (*mungkin dikarenakan pergaulannya dengan teman-temannya di sekolah). Nah, bagaimana caranya agar dapat mengatasi sifatnya yang keras tersebut? seharusnya bisa dibantu untuk berubah kan? Tapi sekali lagi ini dikarenakan karakternya sudah terbentuk, Ia melihat dari teman-temannya aksi mencakar, menendang, maka dia pun ikut-ikutan (*modeling yg salah).

Sekarang ini saya sedang mempelajari bagaimana cara mengatasi temperamental anak yang keras, harus dibagaimanakan agar tidak makin parah? Apakah harus dengan kelembutan? atau dibalas dengan kemarahan dan emosi? Bagaimana agar karakternya tidak menjadi buruk?

Belajar tentang anak-anak tidak akan ada habisnya.. Banyak kepolosan, banyak tingkah laku menarik yang dapat diobservasi dan diteliti.. #sangat menarik.

Selain itu, keponakan saya yang kedua yang baru lahir adalah anak perempuan, besok tanggal 16 Juni 2012, tepat usianya 3 bulan, namanya Ivy (perempuan). Baru-baru ini saya menjadi ibu baptisnya, hehe... ^^. Dalam usia yang relatif masih kecil ini, karakternya masih belum terbentuk dengan sempurna. Hanya saja dalam usianya yang masih kecil ini, dia terlihat lucu, terkadang ia seperti sedang bermain dengan dunianya sendiri. Dalam tidurnya kerap kali saya melihat tiba-tiba ia seperti menangis, terkadang seperti sedang tertawa. Kata orangtua, anak saat-saat seperti itu sedang bermain di taman bunga, menangkap kupu-kupu. HAHAHA... ada-ada saja... >.<"


kiss before Ivy go to sleep... :)

Play and Fun with Ivy

Banyak tingkah laku si kecil yang lucu dan menggemaskan, terkadang ia dapat membuat dan mencairkan suasana dengan senyumnya, dengan suaranya yang menggemaskan.. Harus dinikmati, harus disyukuri, saat-saat seperti ini sangat menyenangkan.. menemaninya bermain dan menjaganya saat tertidur adalah saat-saat yang tidak dapat diputar ulang, dan tidak dapat dibeli. :)

Kedua keponakan saya ini sangat lucu juga berkarakter.. Usia mereka yang relatif masih kecil, masih dalam lingkup Golden Age, maka masih harus dijaga dengan baik, diberi perhatian, kasih sayang serta pembelajaran yang baik, agar tidak terbentuk karakter yang tidak diinginkan. Berhati-hatilah menjadi orangtua, agar tidak terbawa emosi ketika anak menjadi nakal, tidak terlalu memanjakan anak, dan tidak membuat anak menjadi terlahir dengan karakter yang buruk.

Impian saya, saya ingin membuka usaha DAY CARE, dimana menjadi tempat penitipan anak dengan berlandaskan kasih sayang, membuat anak menjadi betah serasa di rumah, dan membantu proses pembentukan karakter anak, agar tidak menjadi karakter yang buruk. Dengan bermain sambil belajar dan sistem kekeluargaan, maka anak akan merasa lebih nyaman... #mywish... ^^ (*saat ini saya berusaha untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang pembentukan karakter anak).

Dari kecil, saya memang sudah menyukai anak kecil, apabila ditanya "sudah besar mau jadi apa?" (*seperti lagu susan); saya pasti menjawab, "mau jadi dokter anak", segala sesuatu yang berhubungan dengan anak-anak. Pernah suatu ketika, di mall, saya yang saat itu masih kecil, begitu senang saat melihat anak kecil (*baca: bayi) sedang digendong maupun saat bayi tersebut berada pada dorongan bayi, rasanya ingin bermain dengan mereka. Padahal saat itu saya masih kecil juga.. Ternyata naluri kesukaan terhadap anak kecil sudah ada dari saat saya masih kecil.

Berikut adalah beberapa kumpulan foto anak-anak yang saya foto, lihat wajah polos mereka, sangat menggemaskan.. :)

My Name is Nicholas (*Darren Friends)
My Name is Natalie (*Darren Friends)

Me with Darren and Edward (*at Cc IKA's home)


At Batam, with two twin children..


With anak lingkungan gereja (*lupa namanya)

Anaknya temen cc Yenny

My name is Xavier... (*the cute princess)


Darren'z friends at ABBA Kids

Me with Darren and James, at Kidztania

 
Me with Catherine (*the cute girl)




8 komentar:

  1. bagus banget tulisannya Lan.. anak2nya juga unyu. hehe.. emang pendidikan anak zaman skrg harus lebih banyak diajarin moral dan karakter, alih-alih dikasih les tambahan yg cuman bikin anak mabok.. coz ancaman bibit2 kejahatan dari luar semakin deras.

    btw, alamat blog gw sudah diperbaiki.. skrg alamatnya jadi

    http://sarjanakehidupan.blogspot.com/

    bisa diganti tuh link alamat blog yang ada di kolom yang ada di sebelah kanan itu.. keep on writing ya :)

    BalasHapus
  2. Thank you sufren, uda mampir membaca blog g..

    iya benar banged, anak-anak jaman sekarang kurang bahkan minim pembelajaran tentang moral & karakter,

    seharusnya ditanamkan sejak dini.. agar anak tidak salah dalam pergaulan, dan agar kedepannya saat sudah besar mereka tahu mana yang baik dan buruk bagi kehidupan mereka..

    Jangan sampai terbentuk karakter yang salah.. sebagai ortu hrs benar2 memperhatikan kondisi anak, jangan sampai ortu yang menjadi penyebab karakter anak terbentuk keras atau terlalu lembek...

    Okay sufren, pastiiinyaa.. I'll keep on writing.. tentunya posting blog yang berguna dan bermanfaat... ^^

    ~ Thx loh udah mampir ~

    BalasHapus
  3. iya, akses anak untuk bergaul sekarang menjadi luas, dulu bergaul hanya sebatas lingkungan secara fisik, tetapi skrg juga merambah ke lingkungan maya (internet). so, ortu mesti keep an eye atau mengawasi gerak-gerik anak, tp juga bukan menjdi seperti polisi. ya, susah2 gampang, gw rasa utk menjadi ayah-ibu di zaman skrg. Ortu gak bisa lagi terus-terusan menjadi raja dan ratu yang ditakuti, tp harus juga bisa memosisikan diri sbg teman yang baik utk mereka.

    BalasHapus
  4. Benar banged, ditambah sekarang jaman teknologi sudah sangat canggih, anak SD bahkan TK bahkan yang masih balita saja sudah mengenal gadget, ipad, BB.. semakin gila, jaman kita dolo sewaktu itu paling masih mainnya tak jongkok, tak umpet.. dll..

    yaa, baiknya itu ya ortu yang demokratis.. yang bisa membimbing anak mjd lbh baik, memberi tahu mana yang baik dan mana yang buruk.. Tidak cuma membentak dan memarahi tanpa kasih tau salahnya dimana..

    Dengan gitu bisa jadi ortu yang mempunyai power tapi juga sebagai teman curhat si anak. Jangan sampai anaknya nanti malah curhat ke pembantu, or teman2nya...

    hahahhahaa..... :D

    BalasHapus
  5. perkembangan teknologi memang sulit tuk dihindari, hanya skrg yang patut diperhatikan adalah anak lebih banyak berinteraksi bersama pembantu.. spt kata lo bilang, curhat ama pembantu... emang sih gak semua keluara begitu

    tp mengingat banyak wanita juga mengejar karir sama kerasnya spt pria.. quality time anak bersama ortu tentu akan berkurang.. bagaimana lo melihat fenomena ini Lan? heheheh

    BalasHapus
  6. iyaa, susahnya disana, harusnya kalau anak masih kecil terutama balita, sebagai ibu harusnya bersama dengan anak dolo (*menurut pendapat g ya). Baiknya anak dengan ibu, karena itu adalah masa-masa golden age, jadi biar ibu tau bagaimana perkembangan karakter anak. Sekaligus si ibu bisa membimbing si anak agar karakternya baik.

    Kalopun ibu2 mau bekerja, harusnya nanti setelah anak melewati masa golden age, atau apabila ibu2 bener mau bekerja dikarenakan faktor ekonomi keluarga yg mendesak, harusnya mencari kerja yang tetap bisa sambil menjaga si anak (*misalnya buka toko)

    Yang penting klo bener2 kepepet, dan si ibu bener2 harus bekerja meninggalkan anaknya, si ibu tetap harus ingat menelepon anaknya, mencari tahu perkembangan si anak di rumah. Lalu saat pulang kerja, harus menjadi teman si anak, jangan dengan alasan CAPEK, jadinya ga mau menemani anak, ga mau dengarin curhat anak. Semuanya pokoknya harus balance..

    klo menurut u sendiri gimana?

    BalasHapus
  7. gue lebih suka sebenarnya ibu yang konservatif, jadi kerjaannya hanya di rumah mengurus anak. hehe.. tetapi susah zaman skrg, wanita kebanyakan meniti karir. nantinya, andaikan gw dapat istri yg mau bekerja, ya gw harap dia bisa kerja di rumah (buka usaha toko online atau apa gt).

    ya, tentunya gw gak bs memilih cewe seperti apa yang akan gw dapatkan.. bila terpaksa dia harus bekerja kantoran (demi menafkahi keluarga), mau tak mau seperti u bilang, pas pulang kantor harus mau meluangkan waktu bersama anak meski badan cape setengah mati..

    sebenarnya juga gak ada kaitan antara ibu bekerja dan kenakalan perilaku anak... hehe.. ada juga anak yang dari ibu bekerja, tapi kelakuannya jg bisa baik..

    kelakukan anak itu kan terbentuk dari banyak faktor: gen, pola asuh, lingkungan rumah, lingkungan sekolah, teman sebaya, dll. so, membesarkan anak memang tidak mudah :)

    BalasHapus
  8. Benarrr, memang tidak mudah membesarkan anak.. butuh pola asuh yang baik agar biasa menjadi modeling bagi si anak..

    susah mencari ibu yang hanya diam di rumah, bisa-bisa dia bosan setengah mati.

    kalo pun ada, yaa bekerja di rumah, membuka usaha di rumah, banyak hal yang bisa dilakukan c, ga harus kerja kantoran..

    Kalo perlu punya usaha sendiri, jd nya kan anak bisa dibawa.. :p

    yuppp, smua tergantung kombinasi pola asuh dari ayah n ibu nya.. ga bisa hanya dilihat dari sisi ibu saja.. :)

    BalasHapus