Kali ini saya ingin menceritakan mengenai diri saya secara lebih dalam... Mungkin agak terlihat sedikit narsis, tapi saya suka sekali menganalisis, jadi kali ini saya akan mencoba menganalisis diri saya sendiri..
Seperti yang kalian ketahui, nama saya adalah Lanny Regina.
Secara umum orang lain menilai saya adalah "pencinta warna kuning", "penyuka piyo-piyo", "suka baca komik, novel, dan nonton DVD", "pencinta foto", "suka dengan anak-anak" (*tapi bukan pedofil ya), "punya banyak teman".
Entah mengapa, saya tertarik untuk menganalisis diri saya sendiri..
Saya akan bercerita sedikit mengenai diri saya... :)
Saya akan bercerita sedikit mengenai diri saya... :)
Saya terlahir sebagai anak ke-4 dari 4 bersaudara, Ya! Saya anak bungsu, agak sedikit manja dalam keluarga.
Umumnya, saya dekat dengan kedua orangtua saya, terutama pada mama yang selalu menjadi tempat saya untuk curhat dan bertanya pendapat, dan beda dengan papa yang lebih menjaga saya, papa selalu mengantar dan menjemput saya setiap kali berpergian kemana saja. (*mungkin ini yang membuat saya menjadi tidak mandiri).
Diantara ketiga kakak saya, saya paling dekat dengan kakak perempuan saya, dia anak ketiga. Kami selalu bercerita tentang apapun, saya merasa nyaman dengannya, dia bisa memberi saran dan nasehat yang saya butuhkan. Keuntungan memiliki kakak perempuan adalah bisa saling tukar baju, umur kami berselisih 5 tahun. Tapi postur tubuh kami tidak terlalu beda jauh, sehingga kami bisa saling bertukar dan saling pinjam meminjam baju.
Saya juga sangat menyayangi kedua keponakan saya.... Ya! Darren dan Ivy, dua keponakan yang lucu, menambah ketertarikan saya untuk melihat lebih dalam mengenai dunia anak. Dari cara pola asuh orangtua yang berbeda menghasilkan tipe anak yang berbeda pula. Hal itu dapat saya observasi dari tingkah laku Darren dan Ivy... Saya sangat menyayang mereka berdua melebihi apapun.. :)
Okay, itu sekilas tentang kedekatan saya dengan keluarga. Kembali, saya ingin menilai diri saya sendiri.
Sejak dari kelas 4 SD saya sudah sangat menyukai warna kuning. Bagi saya warna kuning menunjukkan suatu semangat dan ceria. Warna itu melambangkan diri saya, yang selalu ceria di luar, sementara saya sendiri pun tidak tahu bagaimana isi hati saya di dalamnya. Jujur, kadang saya tipikal orang yang bisa menyimpan perasaan dalam hati, saya bisa tersenyum, namun dibalik senyum itu belum tentu saya sedang senang, bisa jadi hati saya sedang sedih saat itu. Apa ini yang dinamakan persona yang saya miliki? Hmm...
Saya juga menyukai boneka piyo-piyo, segala macam yang berhubungan dengan pernak pernik piyo-piyo. Sebuah anak ayam bantet yang lucu, menggemaskan. Entah mengapa saya sangat menyukainya. Dan piyo-piyo itupun sudah saya sukai semenjak saya masih SD. Tidak berubah sampai sekarang.
Selain piyo-piyo saya juga mengkoleksi banyak buku, baik dari komik, novel remaja, buku-buku psikologi, dan semua buku yang unik dan menarik untuk dibaca. Selain itu, juga ada beberapa DVD yang saya koleksi, dari koleksi DVD Jepang, Korea, Indonesia, Thailand, sampai Barat. Saya sangat suka menonton DVD dan membaca, lewat membaca dan menonton saya merasa "emosi" yang saya miliki dapat dikembangkan dari situ.
Percaya tidak percaya, saya dapat dengan mudah menangis bahkan tertawa ketika membaca dan menonton, emosi saya turut berperan di dalamnya, merasa berada di posisi pemeran utama. Mungkin saya terlalu sensitif. Baru-baru ini saya membaca sebuah komik dimana didalamnya menceritakan tentang hubungan antara cinta dan keluarga yang begitu complicated. Di situ tiba-tiba air mata saya menetes dengan sendirinya, tidak dapat saya cegah kehadirannya. Untung sedang sendirian dalam kamar.. HAHAHA..
Tapi, saya juga pernah tertawa terbahak-bahak hanya karena sedang menonton Reality Show Korea "Running Man", melihat tingkah laku Yoo Jae Suk, HAHA, Gary, Gwang soo, Suk Jin, Kim Jong Kook, Ji Hyo membuat saya terbahak-bahak, bahkan kadang mama sangka saya gila, bisa tertawa sebegitu hebatnya.
Sehari-hari saya selalu di depan laptop, melakukan segala hal depan laptop. Bahkan bisa sampai malam. Dunia Internet banyak yang membuat saya tergelitik untuk mencari banyak hal di dalamnya. Mulai dari pertemanan, pengetahuan, dan pengalaman hidup orang lain yang bisa dipetik di dalamnya.
Dunia internet dapat menghubungkan pertemanan kita yang memiliki jarak jauh, beda kota, bahkan beda pulau dan negara sekalipun. Kita masih tetap bisa berkomunikasi dengan sahabat-sahabat dan orang yang kita sayangi dengan adanya internet. (*mungkin orang bisa gila melihat saya seakan-akan tak bisa hidup tanpa internet).
Tapi, walau bagaimanapun saya tetap berterimakasih dengan internet, saya masih bisa tetap menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan banyak orang. Termasuk orang yang saya sayangi, bahkan sampai bisa menulis blog dan berbagi dengan banyak orang.
Selain itu, saya juga menyukai foto, dimanapun, kapanpun, event apapun, jangan ditanya, pastinya di dalam tas saya sudah tersedia DIGICAM, saya sangat suka foto dan difoto! Itu benar! Setelah itu biasanya saya suka sekali mengeditnya menjadi lebih bagus lagi dengan menggunakan photoscape.. Sekali event biasanya paling sedikit adalah 20 foto yang dapat dihasilkan, bahkan bisa sampai 300-an foto dalam sekali event.
"I LOVE PICTURES, because the best thing about them is that, they never change, even when the people in it, do.."
Begitulah sedikit analisis saya mengenai diri saya sendiri. Oya, hampir ada yang terlupa, saya belum membahas kisah perjalanan cinta saya. Saya akan membahasnya sedikit saja... Bagi saya pengalaman berpacaran yang saya alami, akan menjadi memori spesial tersendiri dalam hidup saya. Tidak akan saya lupakan, namun akan saya jadikan pembelajaran dalam hidup.
Awalnya saya adalah orang yang cenderung pesimis dengan diri saya sendiri. Saya merasa saya tidaklah cantik, tidak spesial, dan terlahir sebagai wanita yang biasa-biasa saja. Ya! dulu saya seperti itu. Cenderung iri dengan teman-teman yang memiliki kisah cinta yang indah dan unik, bahkan semenjak mereka masih SD.
Tapi, saya pun mempunyai kisah unik sewaktu SD, ada seorang cowo yang berkulit putih dan lumayan ganteng, teman sekelas saya sendiri, memberikan saya hadiah valentine berupa cokelat delfi. Anehnya, hanya saya yang diberi cokelat itu. Saat itu saya tidak tahu apa itu cinta dan bagaimana perasaan suka. Jadi, saya menerima begitu saja, namun yang lucunya saya memberikan cokelat tersebut ke guru kesayangan saya. HAHAHA.. agak sedikit kejam. Namun, kisah ini masih membekas loh di hati saya. Ini membuktikan saya tidaklah jelek-jelek amat, dan masih ada juga yang melihat diri saya yang apa adanya. Ya, dialah pengagum rahasia pertama saya :)
Setelah memasuki masa SMP, saya memiliki sahabat laki-laki dan kakak angkat. Banyak menyangka saya dan sahabat saya pacaran, bahkan banyak pula yang menyuruh kami untuk pacaran, tapi tentu saja saya dan dia tidak bisa. Karena, di pikiran kami adalah, kami merasa sangat nyaman dengan persahabatan ini. Kami bebas menjadi diri kami sendiri, bebas melakukan apa saja, bercerita apa saja, semuanya dilakukan bersama-sama. Berawal dari kisah dulu naik angkot, sampai naik sepeda, sampai naik motor, dan berlanjut mobil hingga saat ini. Kisah kami unik, sampai sekarang kami sudah bersahabat kurang lebih
13 tahun lamanya. Saya sangat memahami dia, begitupun dia memahami saya.
13 tahun lamanya. Saya sangat memahami dia, begitupun dia memahami saya.
Sebelumnya, saat masih SMP itu pula saya pernah menyukai seorang cowo, namun cinta saya tak berbalas. Dia berkali-kali pacaran dengan banyak cewe, sementara saya hanya memendam perasaan itu. Ya, memang kami bukan jodoh. HAHAHA....
Nah, setelah masuk kuliah, pernah saya menyukai kakak kelas saya yang "good looking", tapi tau-tau sudah memiliki pacar. Lagi-lagi saya mengurungkan niat saya, perasaan suka saya, saya kubur dalam-dalam sebelum membesar.
Saat semester 5, saya terjebak dalam "Cinta dunia maya", saya berkenalan dengan seorang cowo yang ternyata adalah teman dari teman kampus saya. Kami berkenalan, saling bertukar pikiran, dan bercerita banyak hal. Dia merasa nyaman dengan saya, begitupun saya. Ya! Itulah pertama kalinya saya pacaran di tahun 2010.
Agak menyedihkan memang karena pacaran pertama saya adalah "Pacaran Jarak Jauh". Kami terpisah dari dua pulau yang cukup jauh. Keseharian kami hanya skype, YM, Facebook, telepon, dan sms. Pernah juga beberapa kali dia datang ke Jakarta untuk menemui saya. Waktu itu ini merupakan pengalaman pacaran saya yang pertama kali dan paling lama, yaitu 1 tahun 8 bulan. Sayang sekali kami harus putus, karena saya merasa sudah tidak dapat mempertahankan hubungan ini, ada perbedaan prinsip hidup yang tidak sejalan antara saya dengannya. Namun, kisah cinta saya dengannya tidak dapat saya lupakan begitu saja. Banyak pengalaman dan pembelajaran hidup yang berharga selama bersamanya. Menyenangkan! Itu pasti! :)
Setelah putus, kurang lebih 6 sampai 7 bulan kemudian saya dekat dengan seorang cowo yang usianya terlampau lebih muda dari saya, beda 3 tahun. Kami satu lingkungan gereja. Entah, angin apa yang membawa kami semakin dekat satu sama lain. Dia berbeda dengan lelaki seumurannya. Mungkin karena dia anak tunggal, dia mandiri dan menjadi tulang punggung keluarganya. Itu yang dulu saya sukai darinya "Pantang Menyerah"..
Tapi, balik lagi saya yang buat ulah, ada beberapa hal yang tidak dapat saya tolerir darinya. Dibalik perbedaan usia kami yang menjadi pertentangan bagi orangtua saya. Ada juga sifatnya yang tidak saya sukai. Saya kembali memutuskan pasangan saya untuk yang kedua kalinya. Kejam! Jahat! Ya mungkin itu yang ada di pikiran mantan-mantan saya.
Namun, mereka tidak tahu kalau sebenarnya hati saya juga tak tega, hati saya dan pikiran saya juga berkecamuk di dalamnya. Harus berbuat apa, harus bagaimana menghadapainya. Balik lagi, saya harus membuat keputusan dan saya harus dewasa dan bijak. Saat itu yang ada dipikiran saya adalah "Saya ingin mencari pasangan yang serius, dan tidak lagi bermain-main, saya merasa tidak cocok dengannya maka saya akan memutuskannya, jika saya merasa tidak dapat bersatu dengannya untuk apa dipertahankan, terlebih banyak yang menentang."
"Maafkan saya yaaaa..", hanya itu yang terucap dari mulut saya waktu itu...
Saya merasa jahat kembali melukai perasaan orang lain. Tapi, saya berpikir kembali, bahwa saya akan lebih merasa berdosa apabila menjalani hubungan yang dimana saya sendiri sudah tidak ada perasaan saat itu.
Setelah saya putus dengan yang kedua, saya belum menemukan kembali siapa sosok yang tepat untuk menjadi pasangan saya nantinya. Bukannya tidak ada yang menyukai saya. Ada! Tapi, saya-nya yang tidak bisa membuka hati dan tidak mau sembarang memilih, tidak mau lagi menyakiti hati orang lain, dengan berpacaran hanya dalam hitungan bulan saja.
Kali ini saya ingin lebih serius, ingin mencari yang lebih serius, ke jenjang yang lebih serius. Tentunya di usia saya yang tidak dapat dikatakan muda lagi, sudah sewajarnya saya mencari pasangan yang tepat, yang bisa menjalani hidup bersama saya sampai tua, sampai kematian yang memisahkan..
Sejauh ini, "nama orang yang ketiga itu" masih ada di hati saya. Namun, hubungan kami tidak berjalan mulus seperti orang lain. Banyak yang menjadi perdebatan bila kami bersatu. Ya... saya akan sabar, tidak akan memaksakan kehendak, semua Tuhan yang atur, Tuhan yang berencana..
Yang saya inginkan bukan menjadi yang "pertama", tapi menjadi yang "terakhir", bukan yang kedua, ketiga, keempat, dan kesekian sekian.. Tapi menjadi yang "terakhir", yang menemani sampai lanjut usia dan perjalanan hidup..
Terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah menciptakan saya sedemikian hebatnya, mengatur perjalanan hidup saya sedemikian dahsyatnya, memberikan saya pelajaran berharga sedemikian manisnya... Semua membuat saya belajar... untuk menjadi sosok pribadi yang baik... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar