LOGIC and FEELING is never be the same..!! (THIRD PERSON)

Don't play with your heart, STAY with one person ONLY :)

Saat ini saya ingin membahas topik yang cukup menggelitik hati saya untuk diteliti lebih lanjut.

Bagaimana cara LOGIKA dan FEELING bekerja?

Di saat kita mencintai seseorang, keduanya tidak akan dapat berjalan secara seirama..

Terlebih saat kita dihadapkan pada satu peristiwa di mana, Logika dan hati berkata lain..

Di saat kita mencintai seseorang yang sudah memiliki pasangan, yang bahkan akan segera melangsungkan pertunangan. Atau sebaliknya,

Di saat kita mencintai seseorang padahal kita sudah akan bertunangan...

Bagaimana keputusan yang harus diambil?

Harus mementingkan logika kah? atau perasaan kah?

Di satu sisi, kita mencintai orang ketiga... (*bermain dengan FEELING).. Secara tidak langsung apabila kita sudah bisa pindah ke lain hati karena adanya orang lain yang lebih baik daripada pasangan kita, ataupun pindah ke lain hati karena kita merasa lebih cocok dengan orang ketiga tersebut, merasa bahwa inilah soulmate yang di cari-cari selama ini. Padahal di sisi lain kita sudah pasti akan mengecewakan dan menyakiti hati pasangan kita (*bermain dengan LOGIKA).

Di saat seperti itu, apa yang harus dipilih? Bersatu dengan LOGIKA atau HATI?

Cinta itu memang rumit, memang membuat kita menjadi bingung karenanya..

Tentunya setiap orang menginginkan untuk menjalani sisa akhir hidupnya dengan orang yang dia cintai, yang dia sayangi dan tidak ingin menyesal di akhir nanti..

Namun, di satu sisi, logika pun harus bekerja.. Ia akan sangat-sangat tidak bertanggungjawab apabila meninggalkan pasangannya, apalagi tunangannya. Logikanya dia akan menyakiti hati salah satu dari mereka. Itu sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Salah satu darinya akan sakit hati.

Tapi, apakah tidak pernah terpikirkan, apabila harus menjalani hubungan sampai akhir, sampai tua, dengan orang yang hanya mencintai kita, tapi kita tidak terlalu mencintai dia..?

Menjalani hubungan hanya berlandaskan logika.. Tapi apa jadinya juga jika hanya berlandaskan perasaan.. dan tidak memikirkan positif dan negatif yang diperoleh.. 

Logika dan hati sulit untuk berjalan seirama... terutama dalam hal cinta..

Secara logika dalam kasus diatas.. ia harus memilih tunangannya, karena sudah menyangkut kedua belah pihak keluarga. Dimana bisa terjadi pertengkaran hebat apabila sampai pertunangan dibatalkan.. 

Namun, berdasarkan hati, ia sudah tidak lagi mencintai tunangannya, dan ingin bersatu dengan orang ketiga tersebut, dikarenakan hatinya yang sudah merasa menyatu dengan orang ketiga ini. Ia merasa lebih nyaman dan lebih dapat menemukan kebahagiaannya jika dilakukan bersama orang ketiga ini dibandingkan dengan tunangannya.

Tapi, yang harus disadari dan harus kita tahu betul adalah.. 

Yang namanya meninggalkan pasangan, apalagi tunangan, istri/suami, adalah perbuatan yang tidak baik..

Yang namanya merebut pasangan, baik itu tunangan orang, istri/suami orang lain, itu pun bukan perbuatan yang baik.. dan tidak bijak untuk dilakukan...

Lain hal apabila mereka tidak merasa cocok, dikarenakan suatu hal, dan mereka berpisah secara kesadaran sendiri dan bukan karena pihak orang ketiga. Lalu saat mereka masing-masing telah JOMBLO, baru mendekati orang ketiga ini kembali. Dan apabila saat itu orang ketiga ini masih memendam perasaan yang sama, dan feelingnya masih full untuk orang tersebut, maka SAH-SAH saja mereka menjalin hubungan. Karena sudah tidak ada lagi yang menjadi penghalang bagi mereka bersatu... 

Susahnya mengambil keputusan, susahnya memilih ingin menggunakan LOGIKA atau PERASAAN? 

Mencintai seseorang sebegitu rumitnya kah? sebegitu menyakitkannya kah? 

Andai saja ada yang mengalami hal serupa, boleh di share di comment post saya... Mari kita berbagi.. :)